Konvensi Nasional V Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) resmi dibuka, Sabtu 10 Mei 2025 bertempat di Ballroom Hotel Fugo, Samarinda. Mengangkat tema “Membangun Ekonomi yang Berkeadilan, Mewujudkan Solidaritas dalam Masyarakat,” Konvenas ini menjadi wadah perjumpaan dan sinergi bagi para profesional Katolik lintas keuskupan di seluruh Indonesia

Acara diawali dengan Perayaan Misa Kudus dilanjutkan dengan seremoni pembukaan secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Mgr. Yustinus, didampingi oleh Uskup Keuskupan Agung Makassar , Ketua Umum PUKAT Nasional , Perwakilan pemerintah, Romo Moderator PUKATNAS, Ketua PUKAT KASRI, dan Ketua Panitia Penyelenggara.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Veridiana Huraq Wang menyampaikan apresiasi mendalam kepada para peserta dan tamu undangan yang telah hadir dari berbagai penjuru Indonesia.

“Kehadiran Bapak-Ibu semua menjadi vitamin bagi kami. Walaupun sempat deg-degan di awal, puji Tuhan hari ini kita bisa berkumpul dan memulai konvenas ini dengan semangat,” ucapnya penuh haru.

Ia melanjutkan, “Melihat banyaknya peserta yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, mulai dari yang paling jauh seperti Jayapura, Ambon, hingga Banjarmasin dan Balikpapan, kami merasa sangat terharu dan bersyukur. Perjalanan mereka mungkin penuh tantangan, ada yang harus menunggu berjam-jam di bandara, atau bahkan ketinggalan pesawat, namun kehadiran mereka di sini menunjukkan komitmen dan semangat luar biasa untuk menyukseskan acara ini.”

Selanjutnya Ketua Umum PUKAT Nasional, Julius Tedja, menyoroti pentingnya kesinambungan gerakan dan keterlibatan generasi muda.

“Potensi umat luar biasa. Generasi 40–50 tahun mulai bergerak aktif, melanjutkan semangat generasi pertama,” ujarnya. Ia berharap agar semangat ini terus berlanjut dan melahirkan transformasi yang relevan dengan tantangan zaman.


Uskup Keuskupan Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto, dalam sambutannya menegaskan relevansi tema konvensi dengan kondisi sosial saat ini.

“Pembangunan ekonomi yang cepat tidak selalu disertai dengan kesadaran untuk mewujudkan keadilan sosial. Padahal tanpa keadilan, kita justru menyuburkan ketidakadilan,” tegasnya.

Ia turut menyoroti bagaimana Gereja terus menjalankan perannya dalam membimbing umat agar aktif menegakkan keadilan sosial dan menjaga harmoni.”

 ‘’Gereja selalu konsisten mendorong umat untuk berusaha menegakkan keadilan demi terciptanya perdamaian sejati. Untuk itu, di dalam Gereja ada struktur yang secara khusus mengawal hal ini, mulai dari tingkat Roma, Asia, hingga di tingkat nasional dan keuskupan, terdapat Komisi Keadilan dan Perdamaian.” Uskup juga menegaskan, “Karena hanya dengan keadilan, perdamaian yang terjalin akan menjadi kokoh dan bertahan lama.”

Uskup Keuskupan Agung Samarinda juga menyampaikan pengalamannya selama 23 tahun berkarya di Kalimantan, menyaksikan sendiri ketimpangan antara pusat dan daerah pedalaman.

“Syukurlah pemerintah daerah mulai menyadari pentingnya membangun infrastruktur secara merata. Itu bagian dari keadilan sosial yang nyata,” tuturnya.

Konvensi Nasional ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, terdiri dari para Ketua PUKAT, para utusan dan pastor pendamping, turut hadir dalam acara ini perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pemuda Katolik, PMKRI, dan DPD Wanita Katolik Republik Indonesia, dan tokoh penting lainnya.

Mengakhiri sambutannya, Uskup kembali mengingatkan pentingnya semangat Tahun Yubileum 2025, yang mengusung tema “Peziarah Harapan”.

“Sebagai peziarah yang berlandaskan iman, kita diharapkan memiliki pengharapan yang kokoh dan mewartakannya bersama masyarakat. Semoga semangat Yubileum ini menjadi pendorong bagi kita semua untuk terus bergerak dalam harapan yang terang dan berbuah bagi kebaikan bersama.” pungkasnya.

(Komsos)

Bagikan

Berita Lainnya