Tahunyubelium keuskupan agung samarinda

Pintu Suci

Pintu Suci  adalah simbol Yesus yang menyatakan diri-Nya  sebagai Pintu. Dalam bulla Incarnationis Mysterium, Santo Yohanes Paulus II menulis bahwa Pintu Suci  “mengingatkan peralihan dari dosa ke rahmat yang  harus dilakukan oleh setiap orang Kristiani. Kata-kata  Yesus,  ‘Akulah Pintu’ (Yoh. 10:7) bertujuan  memperjelas bahwa tak seorang pun dapat datang  kepada Bapa kecuali melalui Dia. Simbolisasi yang  diterapkan Yesus untuk diri-Nya memberikan  kesaksian kepada kenyataan bahwa hanya Dia  Penyelamat yang diutus Bapa. Hanya ada satu jalan  mutlak kepada Dia kata-kata pemazmur bisa  diterapkan dalam kebenaran penuh, ‘Inilah pintu  Tuhan dimana orang benar boleh masuk’” (Mzm.  118:20).  

Ketika melewati Pintu Suci, para peziarah hendaknya mengingat kembali Sabda Kristus dalam bab 10 Injil Yohanes: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”. Melewati Pintu Suci mengungkapkan keputusan iman untuk mengikuti dan membiarkan diri dibimbing oleh Yesus, yang adalah Gembala yang Baik.

Selain itu, pintu juga merupakan lorong yang mengarah ke gereja. Bagi Gereja, pintu bukan hanya ruang sakral, yang harus didekati dengan rasa hormat, dengan perilaku dan pakaian yang pantas, tetapi juga merupakan tanda persekutuan yang mengikat setiap orang beriman kepada Kristus. Pintu adalah tempat perjumpaan dan dialog, rekonsiliasi dan perdamaian yang menanti kunjungan setiap peziarah.

Pada akhirnya, memasuki Pintu Suci berarti kita mau meninggalkan dunia untuk masuk ke dalam hadirat Allah. Dengan melewati Pintu Suci, kita juga hendak menyatakan  pengakuan iman kita bahwa Yesus Kristus adalah  Putra Allah, Tuhan dan satu-satunya Penyelamat yang  menderita, wafat, dan bangkit demi keselamatan kita.  Memasuki Pintu Suci juga merupakan  ungkapan pertobatan hati yang mendalam karena  iman kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya  Tuhan dan Penyelamat.